Benteng Eldhollow
Panggilan dari Benteng Eldhollow
Di tanah Aerith yang dilanda kekacauan, kabar buruk datang dari wilayah utara: Benteng Eldhollow, tempat yang dulunya tenang, kini diselimuti kabut hitam dan raungan dari langit. Para pelancong mengatakan bahwa Gerbang Hitam, pintu masuk ke Dungeon Legendaris Arkanthar, telah terbuka kembali setelah seribu tahun.
High Seer Elmyra, pemimpin kuil cahaya, mengirim utusan ke seluruh negeri. Mereka mencari petualang yang cukup gila—atau cukup kuat—untuk masuk dan menghentikan kembalinya Naga Kegelapan, Vortharax, yang konon tertidur di kedalaman dungeon.
Kumpulan Petualang
Empat jiwa menjawab panggilan itu:
-
Kaelion, Paladin manusia yang disucikan cahaya Bahamut, bersumpah untuk menghapus kejahatan dari dunia.
-
Nyx, Rogue tiefling licik, dibesarkan di jalanan, tapi memiliki hati emas tersembunyi di balik tawa sinisnya.
-
Tharnak, Barbar dwarf dari pegunungan utara, mencari kematian mulia dalam pertempuran.
-
Liora, Penyihir elf muda, keturunan dari garis darah kuno yang memiliki hubungan misterius dengan naga itu sendiri.
Keempatnya, dengan tujuan berbeda, menapaki jalan yang sama menuju dungeon—dan tak satu pun dari mereka tahu apa yang menanti di dalam.
Gerbang Hitam
Gerbang itu menjulang sepuluh meter, dihiasi ukiran naga yang terbelah oleh retakan tua. Begitu mereka melangkah masuk, dunia berubah. Dinding hidup, lantai mengubah arah, dan bisikan terdengar meski tak ada mulut yang bicara. Dungeon Arkanthar bukan sekadar tempat—ia hidup.
Mereka menghadapi teka-teki berdarah, jebakan kuno, dan makhluk kegelapan: golem bayangan, slime beracun, hingga roh penjaga ruang waktu. Tapi mereka juga menemukan sekutu tak terduga: roh petualang lama, yang membisikkan rahasia untuk mencapai Sanctum Vortharax.
Pertarungan Terakhir
Di kedalaman terdalam dungeon, mereka menemui Vortharax—bukan naga biasa, tapi naga yang disatu dengan entitas planar kegelapan. Ia bangkit, tubuhnya berkilau seperti obsidian dan mata menyala ungu gelap.
Pertempuran berlangsung sengit.
Kaelion menahan sayap naga dengan perisainya. Tharnak menebas kaki monster itu. Nyx memanjat punggung naga dan menusuk sisik paling tipis. Liora, dengan darah kuno yang mengalir di nadinya, mengucap mantra terakhir: "Elar’Quen Vorthas!"—mantra penyegel jiwa.
Dengan teriakan yang mengguncang dungeon, naga itu tertelan kembali ke dalam kekosongan.
Kembali ke Cahaya
Mereka keluar dari dungeon dengan luka, tapi hidup. Dunia tidak akan tahu betapa dekatnya mereka dari kehancuran. High Seer Elmyra menyambut mereka, tapi tak memberi sorakan—hanya bisikan hormat.
Kaelion kembali ke biara, Nyx menghilang entah ke mana, Tharnak akhirnya membuka penginapan “The Broken Horn,” dan Liora… terus berjalan. Sebab, dalam mimpinya, ia melihat naga lain. Terbangun.
Dan cerita belum usai.

Posting Komentar